“Apapapun yang aku lakukan, harus selalu aku abadikan. Karena memori
otak tak selalu hebat untuk menyimpan semua kenangan.”
15 Agustus 2015. Ada banyak impianku di dunia ini, salah satunya
ini. Bisa jelajah Indonesia naik kereta api bersama yang terkasih. Tapi tetap syukurilah
baru bisa bolak-balik naik kereta api yang tujuannya sama, tapi jelas dengan
orang yang berbeda dan rasanya beda walaupun momennya sedikit banyak sama. Tapi
jelas berbeda, BEDA.
Kita sudah lama mendamba momen ini, jalan-jalan naik kereta,
berbincang ringan dengan irama kereta yang klasik. Berdua saja, sekalipun
mata-mata mencoba jelajah. Menelaah isi luar jendela, yang seakan berjalan
sekalipun ia tetap diam. Kita masih tetap dengan perbincangan ringan, masa
depan. Berharap selalu ada masa yang membawa kita duduk di jejeran kereta yang
berbeda dengan orang yang sama, nanti. Suatu hari.
Kemarin ini hanyalah mimpi, ini hanya hayalan. Kita punya tekad
untuk mewujudkannya, setelah sekian lama hanya bisa kita hayalkan lewat udara. Lewat
mimpi yang kini jadi nyata.
Kita mengawali hari dengan warna baju yang sama, bukan kebetulan
atau tak direncanakan. Tapi karena sang kasih memang bilang pas jalan mau pake
baju merah makanya aku ikutan. Karena dalam cinta tak pernah ada kebetuan, selalu
ada unsur yang direncanakan, seperti rencana kita membangun masa depan. Yihii~
Sebelum kereta berangkat, kita nyempatin jalan-jalan lihat kota
Medan yang dilihat dari sisi manapun tetap indah kalau ada kamu di sisiku
*loohh, gak pande lah muji-muji indahnya kota* sisi paling keren dari Medan itu
cuma saat kita bedua menikmati jejeran kereta api dari atas jembatan titi
gantung. Itu. Kalau ada kamu di sisiku, pesona masinis-masinis kece itu buram
keeksotikannya kulihat. Haha.
Tiga puluh dua menit di dalam kereta belum cukup untuk kita membincangkan
masa-masa indah. Maka tugas kita mencipta momen-momennya, agar ada saja bahan
kita mengevaluasi apakah hayalan kita benar jadi nayata atau malah semakin
indah dari hayalannya.
Untuk orang sejenis aku, gak ada tujuan lain naik kereta api dari Medan
ke Binjai selain ke Binjai Super Mall. Mau kemana lagi, kan kita lagi mau
wujudin mimpi nonton bioskop bareng. Maka terbelilah dua tiket film yang
awalnya juga sudah direncanakan, Surga yang Tak Dirindukan. Hei, ada satu
rahasia yang ingin aku bagi. Lelakiku ini terharu loh nonton Surga yang Tak
Dirindukan. Agaknya dia nangis, mewek dia disampingku.
Ceritanya tentang sebuah keluarga bahagia yang retak karena
keterpaksaan suami melakukan poligami, maka si suami harus mati-matian
meyakinkan sang istri bahwa poligami itu ia lakukan karena sesuatu yang
mendesak. Bagaimana sang istri mengikhlaskan perasaannya, bagaimana sang suami
memperjuangkannya, juga bagaimana dongeng-dongeng indah di dalamnya. Lelakiku sungguh
terinspirasi dengan film ini. Sekarang aja dia lagi punya projek nulis cerita
fiksi semacam dongeng gitu. Pokoknya gak sabarlah nunggu episode satunya. Ciyeee..
Setelah itu kita niatan mau main esketing *yang kata orang
bisa nari-nari di atas es pake sepatu pisau ituloh, haha atau apalah* ini juga
bagian dari mimpi. Tapi bukan tak jadi nyata, tapi belum saja, kita masih punya
banyak waktu, tenang saja, kita wujudkan dulu mimpi-mimpi yang lain. Lalu, hal
lain yang terjadi di luar mimpi adalah jelajah malam di kota Medan yang penuh
dengan hingar bingar metropolitan. Jalan kaki, iya kita jalan kaki. Ini yang
aku bilang akan ada momen yang lebih indah dari hal-hal yang kita hayalkan. Kita
benar-benar kayak di film-film itu, atau jangan-jangan film-film itu yang niru
kita? Penat, lapar, keringat. Sirna semua saat sadarku kau ada di sisiku. *eaaak*
Sekian dulu cerita kita dalam mewujudkan hayalan dan mimpi tentang
kereta. Masih banyak cerita lainnya. Cerita ini ditulis karena takut penyakit
tua *pikun* datang lebih awal. Kalau kata pujangga semua kenangan bisa
terkenang manis di dalam ingatan, itu omong kosong. Hanya tulisan yang akan
membuatnya tetap abadi. Karena itu aku menuliskannya.
__ Salam dari pemimpi dan pecinta kereta api,
Mantap blog dan Artikelnya< senang bisa menyimak . .. TOP BGT !
BalasHapusPecinta kereta api, sudah baca 3360?
BalasHapusAku pun pengen la ke Binjai naik kereta api. Kasian sepupu ku belom pernah soalnya :D
BalasHapus