Jumat, 07 Maret 2025

Eco Blogger Squad Belajar Medaur Ulang Fashion menjadi Seni bersama Komunitas Tenun Endo Sagadok dan Cinta Bumi Artisan


Dalam menyambut peringatan Hari Perempuan International yang berlangsung pada tanggal 8 Maret, aku bersama komunitas Eco Blogger Squad mengikuti online gathering yang membahas tentang Fashion Reimagined: Upcycling Waste into Wearable Art bersama Komunitas Tenun Endo Sagadok dan Cinta Bumi Artisan. Tujuannya adalah memahami apa saja peran komunitas untuk melestarikan tradisi praktik fashion berkelanjutan yang ramah lingkungan dan pentingnya pengurangan sampah dalam mode dan kehidupan sehari-hari.

Komunitas Endo Segadok adalah komunitas yang mengangkat tenun iban sebagai salah satu tradisi turun temurun dari nenek moyang suku iban yang dilakukan oleh perempuan iban dengan tujuan menghasilkan kain untuk berbagai acara, mulai dari upacara kelahiran sampai kematian. Tenun yang diturunkan oleh tokoh perempuan di kayangan bernama Endo Segadok, seorang perempuan yang dipercaya merupakan penenun pertama di kayangan yang menenun tanpa menggunakan bahan benang melainkan embun. Endok Sagadok dipercaya memiliki hubungan erat dengan manusia, hal ini dilihat dari motif-motif yang didapatkan oleh para Indai atau ibu dari suku iban yang dipercaya merupakan pemberian dari Endok Sadok melalui mimpi.

Sedangkan Cinta Bumi Artisan adalah studio kain, serat dan pewarna alami yang berbasis di Ubud Bali, didirikan oleh Novita Turisia dari tahun 2015 dengan fokus edukasi dan menciptakan karya yang menggabungkan kearifan leluhur, keterampian berkriya dan kreatifitas bersegaran.


Pada sesi Tenun Endo Sagadok bersama kak Margareta kita akan mengenal bahwa menenun adalah tradisi suku dayak iban, kegiatan menenun sudah diwariskan oleh leluhur suku dayak iban sejak dahulu hingga sekarang. Kain tenun tersebut berasal dari lembaran-lembaran benang yang telah diwarnai dengan warna alam. Nah, pewarna alam yang digunakan berasal dari tumbuhan yang tumbuh di rumah betang (rumah panjang), ada juga yang di hutan dan kebun-kebun masyarakat.

Namun kini banyak muda-mudi yang mulai meninggalkan tradisi ini, oleh karena itu terciptalah komunitas Endok Sagadok ini untuk kembali melestarikan, belajar dan mengajarkan tradisi menenun kepada anak muda dan siapapun yang ingin belajar Nenun. Karena dengan menenun, kita sudah ikut berperan dan ikut serta dalam melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan tradisi suku dayak iban.

Satu hal yang harus kita ketahui bersama bahwa menenun dengan pewarna alam adalah upaya konservasi terhadap jenis-jenis tumbuhan dan dapat mengurangi pencemara lingkungan akibat pewarna sintetis.

Proses menenun diawali dengan pembuatan warna alam yang dipakai untuk mewarnai benang yang akan digunakan dalam menenun. Untuk mendapatkan tumbuhannya, suku iban membudidayakan tumbuhan diantaranya Rengat Padi dan 29 jenis tumbuhan lainnya yang menghasilkan warna yang berbeda-beda. Proses perendaman daun dan ranting tanaman dilakukan dalam jangka waktu 1x24 jam, jadi butuh proses untuk menjadikannya warna alami pada tenun nantinya.


Selain itu juga ada proses Nakar atau perminyakan yang merupakan proses pemberian protein pada benang dengan tujuan mengikat warna agar mampu bertahan lama dan memiliki warna lebih kuat serta kain jadi lebih tahan lama. Dalam prosesi ini juga ada beberapa aturan adat seperti tidak boleh melakukan nakar saat ada orang meninggal karena benangnya akan rapuh dan mudah putus. Orang yang mencampur ramuan tersebut juga harus orang yang sudah beruban dengan umur lebih dari 60 tahun. Wanita yang sedang hamil dan menstruai tidak boleh melakukan upacara nakar dan tidak boleh dilakukan di dalam rumah. Sedangkan setelah benang sudah di-nakar harus dimasukkan ke dalam rumah betang dan harus dijaga sepanjang malam, tidak boleh dibiarkan tanpa ada yang jaga. Hanya khusus perempuan, laki-laki tidak boleh ikut serta.


Kegiatan menenun ini secara langsung ikut melakukan pelestarian tumbuhan pewarna alam, dimana bentuk pemanfaatnya dengan memanen tanaman pewarna secara lestari yang sesuai kebutuhan, melakukan penanaman kembali dan membersihkan segala jenis gulma yang ada di demplot. Di dalam kebun Etnobotani ini memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat etnis tertentu dengan berbagai pengetahuan pribumi dalam pemanfaatannya.

Dan hasil dari tenun ini ternyata tidak dibeli namun mengambil istilah adopsi agar siapapun yang mengadopsi kain tenun hasil tenun suku dayak iban ini jadi lebih memahami dan menghargai proses panjang pembuatan tenun. jadi bukan sekadar menukar tenun dengan uang serta ikut melestarikan budaya menenun. Kisaran nominal untuk mengadopsi kain tenun suku daya iban ini dimulai dari 300k hingga 15juta disesuaikan dengan ukuran dan motif.


Ternyata tradisi menenun ini dulunya boleh dilakukan oleh kaum perempuan dan dipercaya Suku Daya Iban sendiri, menenun adalah syarat bagi perempuan boleh menikah, karena kain tenun akan diberikan kepada suami untuk pergi berperang dan kain peninggalan keluarga. Sedangkan para lelaki berkewajiban mencari bahan-bahan untuk pembuatan kain tenun. Di era sekarang, suku daya iban berharap bahwa tenun bukan sekadar pelesterian budaya semata tapi juga besar harapan bisa menjadi kebutuhan setara dengan kain batik. 


Selanjutanya sesi praktik Plant Dyes yaitu Wearlable Poetry yang merupakan sandang dan aksesoris berbahan alami, produksi skala kecil yang diolah secara etis bersama komunitas Cinta Bumi Artisan. Mengolah limbah kain dengan pewarna alam menjadi barang bisa dipakai kembali. Aktifitas eco print ini membentuk hiasan pada kain berbentuk tas, dimana hiasan tersebut berasal dari dedaunan dengan proses pewarna alam. Memanfaatkan material sekitar kita dan mengaplikasikannya pada karya sehingga jadi berkesinambungan.

Senang sekali bisa ikut berkontribusi pada kegiatan positif dari para perempuan hebat ini, banyak pelajaran yang bisa diambil mulai dari melestarikan budaya dan menjadikan bahan-bahan dari alam menjadi fashion yang berkesinambungan sehingga tidak ada lagi barang-barang yang terbuang sia-sia, semuanya dijadikan karya yang bisa dipakai berulang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar