Hidup, bukan tidak memiliki tujuan Tuhan menciptakan manusia untuk hidup
di dunia yang fana ini. Mudah, yahhh… hidup ini mudah, bagi yang merasa mudah.
Lalu bagaimana ia bisa menganggap bahwa hidup ini mudah sedangkan di sisi lain
perbandingan yang lebih besar mengatakan bahwa hidup ini susah, melarat sekali,
pahit dan sakit. Ah rasanya ingin mati saja. Lalu dimana letak susahnya? jawabannya
juga beragam. Ekonomi, salah satu hal yang membuat banyak orang ingin lebih
dulu mencicipi akhirat, dengan beribu macam metode, mereka mengakhiri hidup
karena kesulitan ekonomi.
Mudah, anggap saja hidup ini mudah, katanya. Hidup ini tidak semudah
celotehannya Mario Teguh. semua harus benar-benar dijalani, tanpa uang apa
bisa? susah susah gampang. Ubah mainset pemikiran yang menganggap hidup ini susah,
karena seseorang tergantung pada apa yang ia pikirkan. Bahkan untuk merubah
mainset pun sangat sulit. Semua hal membutuhkan aksi bukan sekedar teori, tanpa
teori pun sulit juga untuk beraksi, sebenarnya semua itu harusnya seimbang, antara
teori dengan aksi.
Tinggal jalani hidup ini, jika
gagal coba lagi, jika gagal coba lagi. Oh tidak semudah itu. Mental juga ikut
berperan dalam hal ini, tanpa mental yang kuat tidak akan pernah ada yang namanya
bisa bangkit lagi. Hidup terletak pada perjuangannya bukan terletak di hasil
akhirnya. Hasil akhir bisa saja di beli, Uang? yahh dengan uang. Namun tidak ada
kepuasan bathin di dalamnya, namun jika hidup dilalui dengan proses yang luar
biasa lalu diakhiri dengan hasil akhir yang luar biasa pula, kepuasan bathin
akan dua kali lipat, pun kalau tidak diakhiri dengan hasil akhir yang luar
biasa tetap ada saja kepuasan bathin yang membuat hati semakin kuat.
Medan, 21
Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar