Sebagai beauty blogger, foto produk menjadi hal yang wajib banget ditekuni. Tapi bukan hanya produknya saja, namun bagaimana produk itu dipakai si penggunanya. Semisal pemakaian lipstik, agar pembaca bisa membedakan tiap-tiap warna dari lipstik yang direview. Nah, agar review terlihat lebih menarik, ternyata untuk melakukan lipstick swatching di bibir itu tidak mudah. Oleh karena itu, aku mengikuti kelas online Beautiesquad Ngopi Cantik #9 Lipstick Swatching 101 bersama Rissa @lippielust.
Kalau kalian pecinta lipstick pasti tidak asing dengan @lippielust karena kiprahnya di dunia lipstick swatching sudah tidak diragukan lagi. Rissa adalah pemilik bibir yang selama ini kita lihat di balik foto-foto lipstick swatches Lippielust. Rissa sudah suka swatching waktu Rissa masih kerja sebagai freelance graphic designer, kini Lippielust sudah berjalan 5 tahun lebih yang mulai serius pada tahun 2014. Sekarang ini Lippielust adalah tim, ada yang berperan sebagai kreatif, finance, PR/Manager, videographer, dan soon akan ada photo retoucher juga.
Diskusi yang dilakukan di grup whatsapp ini dimulai dengan pertanyaan hal apa yang menginspirasi Rissa untuk menjadi Lip Swatcher, kemudian Rissa menjawab karena ia dulu susah banget cari swatches lipstick di kulit Asia, khususnya Indonesia. Dulunya kalau mau biasa beli lipstik, katanya Rissa liatnya di kulit bule eh pas dipakai zonk banget. Nah, dari situlah Rissa mulai seneng swatching lipstik. Awalnya sembunyi-sembunyi karena dulu ngerasa malu. Belum lagi efek dari bullying yang sampe sekarang juga masih kerasa efeknya.
Dulu, Rissa pernah di-bully karena katanya bibirnya kaya piyo-piyo. Tapi lama kelamaan, Rissa dapet support dari suami (saat itu masih pacar), karena swatching lipstick itu terasa relaxing dan surprisingly back then, banyak yang ngerasa swatches-nya bermanfaat. Tapi memang banyaknya followers Rissa justru dari luar negeri, terutama US dan Amerika Selatan karena mereka bisa relate betapa swatches saat itu sangat exclusive (banyaknya yang berkulit putih aja).
Untuk proses lip swatch, Rissa biasanya butuh waktu 3 hari atau lebih untuk proses foto & editing. Tapi kalau sama scheduling & blog, bisa semingguan.
Contohnya nih:
Senin, fotografer produk foto produk dulu. Supaya tube-nya gak kotor. Dan kalau lipstik biasa (lipstik klasik) kan sayang ya kalau swatch duluan baru difoto produknya. Makanya, selalu dahulukan foto produk daripada foto swatches.
Lanjut, Selasa foto arm swatches. Biasanya, kalau gak terlalu banyak, tim lippieslust buatkan styled arm swatches (yang digambar), dan juga pastinya classic swatches. Ini juga bisa 1-3 brand, tergantung banyaknya warna.
Lalu, Rabu foto lip swatches 1 produk yang terdiri dari 5 warna. 5 warna masih aman, gak terlalu banyak tapi gak sedikit juga. Jadi di hari rabu itu, mbak Anggi (manajernya Lippielust) masukin jadwal Rissa untuk foto. Dalam 1 hari itu bisa 1-3 brand yang difoto, tergantung banyaknya warna.
Setelah itu, Kamis, baru bisa bikin blog. Biasanya tim Lippielust kerjakan content ini minimal 1 minggu sebelum tayang. Biasanya Rissa, hari Kamis dan Jumat gak ke kantor, supaya bisa fokus edit foto dan juga bikin blog.
Nah tuh, prosesnya tidak mudah untuk dapatkan hasil yang professional. Dari proses itu, tentu saja banyak tantangannya, tidak melulu lihat enak-enaknya saja. Apalahi netizen ini banyak banget menyangka "Enak ya dapat lipstik gratis, dibayar pula" pahamilah ini dunia kerja ya teman-teman.
Salah satu tantangan yang dihadapi Rissa sebelum sampai di tahap sekarang ini adalah gimana caranya cari cahaya matahari yang bener-bener bagus. Karena gak ada ring light, gak ada kamera, modal Rissa cuma PC dan Photoshop, karena memang kerjaan Rissa dulu adalah Graphic Designer, dan sedikit-sedikit bisa photo retouching.
Rissa dulu tinggal di Sukabumi, kalau dulu Rissa bilang Sukabumi itu Islandia-nya Indonesia karena sepanjang tahun jarang banget ada matahari. Kalau ada matahari, paling cuma sejam-dua jam. Jadi ya itu salah satu tantangannya. Bagi Rissa, cahaya matahari adalah sumber lighting terbaik sampai sekarang. Bahkan sekarang peralatan lighting sudah lengkap pun, tim Lippieslust tetep pakai cahaya matahari juga supaya warna fotonya cantik.
Tantangan lainnya, bibir harus bener-bener siap. Gak boleh pecah-pecah. Setiap kali bibir pecah-pecah, itu udah pasti fotonya ditunda. Sampai sekarang itu masih jadi tantangan bagi Rissa. Kemudian, kalau dapet produk lip stain, menurut Rissa itu susah banget dihapusnya. Apalagi pas foto untuk katalog Make Over Lip Stain kemarin katanya, Rissa merasa capek banget karena warna stainnya bener-bener nempel di bibir dan tangan.
Untuk yang baru mau mulai lipstick swatching, Rissa memotivasi untuk punya keberanian, karena sebenarnya yang banyak menghambat kita memulai adalah rasa tidak percaya diri, takut di-bully /atau di-judge. Dulunya Rissa cuma pake kamera belakang hape, menurutnya pakai smartphone pun bisa kok, apalagi smartphone jaman sekarang udah canggih-canggih. Nah kalau udah pakai kamera, selalu gunakan tripod dan timer (kalau ada), belajar pose dari awal, supaya nantinya terbiasa dengan posenya.
Selain itu, untuk makeup tools-nya sediakan selalu lipstick remover dan sponge (kalau udah dihapus kan biasanya suka agak rusak tuh foundie), itu harus ada di jangkauan duduk kita. Upayakan untuk melakukan lipstick swatching itu duduk, agar tidak lelah karena bakal lama prosesnya.
Kemudian masuk ke proses editing, menurut Rissa photo retouching itu gak haram kok, kadang ada aja yang ngerasa kalau "fotonya di-photoshop ya". Malah ada lho pekerjaan "photo retoucher" karena memang tugas mereka adalah meng-enhance foto. Photoshop sendiri adalah software professional untuk photo editing/digital imaging, isinya gak cuma untuk ubah-ubah bentuk badan atau ngebeningin muka aja biar keliatan lebih flawless dan tirus, tapi Photoshop itu bener-bener powerful, gear-nya cuma hape tapi editingnya di photoshop, bisa dapet foto layaknya professional shots.
Beberapa tools yang dipakai Rissa saat editing foto di photoshop:
- Spot Healing Brush tool (biasanya untuk menghilangkan zits / jerawat), Clone Stamp Tool, Mixer Brush Tool, High Pass / Sharpen, Eyedropper Tool, dan Liquify
- Color correct, maininnya Adjustment. Yang paling sering dipakai: Brightness / Contrast, Color Balance, Hue / Saturation, dan Levels.
Nah, kalau dari segi editing nih, Rissa mengatakan untuk jangan foto sekali lalu warnanya diubah-ubah setelahnya ngikutin warna shades-nya. Mau sebanyak apapun lipstiknya, harus dijalanin (swatch satu persatu).
Prosesnya itu tidak mudah sampai akhirnya bibir Rissa mulai dikenal dimana-mana, yang penting adalah konsisten. Terima kasih Beautiesquad dan Lippielust untuk ilmu yang bermanfaat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar