Karhutlah atau Kebakaran Hutan dan Lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan dan/atau lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbukan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik (sumber: wikipedia)
PERISTIWA KARHUTLA BESAR DI INDONESIA
Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2015 di 32 Provinsi di Indonesia
- Kebakaran hutan dan lahan gambut seluas lebih 2,6 juta ha (33% di lahan gambut) terjadi di 32 provinsi, yang terbesar di Sumatera Selatan, Riau, Jmabi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Papua
- Hilangnya kayu atau produk non-kayu, serta habitat satwa
-Kerugian lingkungan terkait keanekaragaman hayati diperkirakan sekitar $295 juta
- Ribuan hektar habitat orangutan dan hewan yang hampir punah lainnya pun ikut hancur
- Kabut asap terjadi di hampir 80% wilayah Indonesia. Asap yang dihasilkan dari karhutla turut dirasakan hingga Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam
- Sebanyak 120 ribu titik api dipadamkan lewat waterbambing, hujan buatan, dan pemadaman darat. Untungnya ada hujan besar du Oktober 2015 yang berhasil menurunkan jumlah titik api secara drastis
- Sejumlah 28 juta jiwa terdampak, 19 orang meninggal dan hampir 500 ribu orang mengalami gangguan pernapasan atau ISPA. Racun yang dibawa oleh asap menyebabkan gangguan pernapasan, mata dan kulit, serta terutama sangat berbahaya bagi balita dan kamu lanjut usia; udara yang beracun tersebut mengandung karbondioksida, sianida dan amonium
- Sekitar 5 juta siswa kehilangan waktu belajar akibat penutupan sekolah tahun 2015
- Jumlah emisi 1.1 gigitan secara CO2
BAGAIMANA LAHAN GAMBUTBISA TERBAKAR?
1. Ketika lagan gambut kering, api kecil atau bahkan rokok bisa memicu kebakaran
2. Api bisa menyebar hingga lapisan gambut dalam yang kedalamannya bisa 4 meter
3. Walaupun api di permukaan sudah padam, bukan berarti api di lapisan dalam juga padam
4. Api bisa bertahan berbulan-bulan bahkan menjalar ke tempat lain.
Praktik mengeringkan satu hektar lahan gambut di wilayah tropis akan mengeluarkan rata-rata 55 metrik ton CO2 setiap tahun, setara dengan membakar lebih dari 60.000 galon bersih.
Peran Penting Lahan Gambut
- Mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau
Daya serapnya yang tinggi membuat gambut berfungsi sebagai tandon air. Gambut dapat menampung air sebesar 450-850 persen dari bobot keringnya. Selain itu, gambut yang terdekomposisi juga mampu menahan air 2 hingga 6 kali lipat berat keringnya.
- Menunjang perekonomian masyarakat lokal
Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.
- Habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati
Berbagai macam flora dan fauna dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut. Beberapa jenis flora sangat berguna bagi masyarakat sehingga perlu dibudidayakan. Sementara itu, fauna yang tinggal di lahan gambut berperan penting dalam menjaga keberlangsungan hidup ekosistem gambut lainnya.
Lahan gambut menjaga perubahan iklim Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia. Ketika terganggu, dikeringkan atau mengalami alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.
UPAYA PENGENDALIAN KARHUTLA
PENCEGAHAN
Penanganan kebakaran hutan dan lahan yang paling efektif adalah dengan melakukan pencegahan sebelum terjadinya kebakaran. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan sosialisasi terkait bahayanya kebakaran hutan, merevisi peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberian perizinan di lahan gambut, serta pengamatan titik rawan kebakaran yang lebih intensif.
PEMADAMAN
Proses pemadaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Pembuatan sekat bakar, yakni jalur yang dibersihkan dari bahan bakaran yang sengaja dibuat di wilayah yang rawan terjadi kebakaran untuk mencegah penyebaran api apabila terjadi kebakaran;
- Pemadaman manual dengan mobil pemadam kebakaran dan tangki air;
- Water bombing, yakni menjatuhkan bom air dari helikopter untuk memadamkan api;
-Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan cara penyemaian garam untuk menciptakan awan hujan di atas area yang terbakar.
PENANGANAN PASCA KEBAKARAN
Penanganan pasca kebakaran adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar. Penanganan pasca kebakaran dapat dilakukan dengan pembuatan kebijakan mengenai restorasi gambut, melakukan restorasi gambut (rewetting, revegetation, revitalitation) yang telah terdegradasi serta monitoring.
TANTANGAN untuk Membebaskan Indonesia dari Lingkaran Setan Alih Fungsi Lahan Penyebab Karhutla
Semua pihak harus bekerjasama dalam hal mencegah terjadinya karhutla yang akan mengakibatkan kerugian ekonomi maupun lingkungan
- Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penggunaan api di lahan gambut
- Implementasi komitmen dan kebijakan restorasi gambut tak terkoordinasi dan berkelanjutan
- Tumpang tindih antar status kepemilikan lahan gambut dan izin penggunaannya kerap menjadi penghalang dalam pelaksanaan program restorasi gambut
- Evaluasi terhadap izin2 yang sudah terbit tidak berjalan dengan baik
- Pemberian izin yang terburu-buru tanpa kajian lingkungan
- Penegakkan hukum yang tidak mempunyai efek jera
- Kebutuhan dana yang besar dan komitmen jangka panjang untuk merestorasi gambut
- Belum ada peta gambut yang detail yang dapat membantu dalam penyusunan rencana restorasi gambut yang tepat sasaran.
- Diperlukan partisipasi masyarakat dalam menyumbang pengetahuan pengelolaan gambut tradisional yang berkelanjutan, dan dalam memantau kelangsungan program restorasi gambut di lapangan.
BUTUH WAKTU RIBUAN TAHUN UNTUK MEMBENTUK GAMBUT, NAMUN HANYA SESAAT UNTUK MERUSAKNYA #PEATLANDISNOTWASTELAND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar