Sering sekali aku ditanya perihal ‘apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi?’ dan yang paling extreme datang dari orang yang sedang diet dan menjaga kesehatan ‘kalau ini itu gak sehat, jadi bolehnya makan apa? makanan diet itu mahal loh. kasih contoh dong!’
Nah, berapa banyak orang-orang mempromosikan makanan luar untuk diet? Makanan yg terkesan sehat tapi sebenarnya tidak begitu, mana mahal lagi, padahal makanan lokal seperti gado-gado pun sudah sangat mumpuni dikonsumsi sebagai makanan sehat dan murah pula.
Gado-gado itu murah, yang mahal itu adaptasi namanya. Benar? Tidak bisa dipungkiri, makanan sehat ini, harganya naik berkali lipat karena namanya berubah jadi Javanese Salad. Tidak hanya itu, lokasi jualnya juga memengarungi harga, itu pasti. Gado-gado ini ternyata tergolong makanan sehat yang cocok dikonsumsi sehari-hari, apalagi untuk kamu yang sedang diet. Lebih baik bikin sendiri gak sih?
Oh ya, ngomongin makanan sehat, kita juga harus tahu loh makanan apa yang bisa kita konsumsi tapi sekaligus bikin kita ikut menjaga bumi.
Apa yang perlu diketahui konsumen tentang konsumsi pangan berkelanjutan?
1. Bagaimana memulai pola makan yang lebih sehat dan ramah lingkungan
Caranya pilihlah makanan lokal yang memiliki lebih banyak komposisi makanan yang berasal dari tumbuhan. Perhatikanlah label makanan yang berlabel ramah lingkungan (alami, organik dll) jangan lupa terus belajar dari orang yang suka share jaga lingkungan seperti ‘resep makanan tanpa digoreng tanpa minyak’ dan sejenisnya. Bergabunglah dengan beberapa komunitas agar selalu merasa ada dukungan dan tidak merasa berjuang sendirian.
2. Perhatikan 'label makanan'
kategorisasi produk berdasarkan:
• komposisi bahan
• fakta nutrisi
• klaim dan sertifikasi
3. Mencegah sampah makanan dibuang ke TPA
Sampah yang paling mendominasi TPA adalah sampah makanan, oleh karena itu langkah mandiri yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir hal tersebut adalah dengan:
- Membuat perencanaan makan
- Membuat daftar belanjaan
- Mengelola penyimpanan makanan
- Memanfaatkan sisa dan sisa makanan (memasak tanpa limbah)
4. Saatnya mengubah narasi di media sosial
- doom —> possibility
contoh: gimana ya, cara mendukung pertanian dan pelaku usaha lokal?
- powerlessness —> agency
contoh: seberapa sering kamu pesan makanan di ojol?
- sacrifice —> benefit
contoh: ikan lokal yang lebih bergizi ketimbang salmon
- inevitability —> action
contoh: lebih awet & ekonomis, ini cara simpan bahan makanan yang benar
Di kabupaten Siak, Riau. Ada sekumpulan anak muda yang memiliki komunitas bernama SKELAS (Sentra Kreatif Lestari Siak) nah, SKELAS ini adalah sentra kreatif yang digerakkan oleh orang mudah selalui kerja sama multipihak untuk mengembangkan inovasi produk lokal sehingga mewujudkan kelestarian alam dan budaya serta kesejahteraan bersama.
SKELAS memiliki tiga fungsi yaitu:
- Promosi dan komunikasi membangun narasu pusaka lestari
- Inkubasi, Akselerasu dan Agrerator
- Pusat data dan informasi
Salah satu programnya adalah KUBISA (Inkubasi Bisnis Lestari) yang merupakan program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha mengembangkan usahanya. Program inkubasi ini memberikan peluang bagi dunia usaha untuk membangun tata kelola dan managemen bisnis yang baik, serta memastikan bahwa bisnisnya mempunyai dampak sosial dan lingkungan.
Bagaimana? Apakah tergolong sulit untuk menjaga bumi ini? Sedehananya, kamu bisa melakukan hal-hal kecil yang relate dengan aktifitas harianmu saja ya. Yuk mulai dari sekarang.
aku sendiri termasuk jarang merhatiin label makanan
BalasHapusaku dulu pernah kunjungan ke TPA bersama temen temen komunitas sosial, dan memang disana sampah yang paling sering aku temukan adalah bungkus makanan dan sepertinya memang susah terurai gitu. Hiks, padahal yang begini ini yang bisa mencemari lingkungan